Senin, 11 Juli 2016

DIAM adalah setan bisa


Diam melihat kemungkaran adalah syaitan BISU 
Diam dan hanaya memendam dalam hati adalah ciri selemah-lemah IMAN 
Diam tak akan pernah menyelesaikan apapun 
Diam bukan ciri muslim produktif 

"ORANG YANG DIAM DARI MENYAMPAKAIKAN KEBENARAN ADALAH SETAN YANG BISU” 
rang yang diam dari (menyampaikan) kebenaran adalah Syaithon Akhros (setan yang bisu), dan orang yang berbicara dengan kebatilan adalah Syaithon Naathiq (setan dr manusia yg berbicara dengan kebatilan).”
Oleh karenanya, siapa saja yg mengatakan kebatilan dan menyeru kpd kebatilan, maka ia termasuk golongan Syaithon Nathiq (setan dr manusia yg berbicara). Sedangkan siapa saja yg diam dari mengatakan kebenaran padahal ia mampu menyampaikannya, dan siapa saja yg tidak memerintahkan kpd yg ma’ruf dan tidak mencegah dr kemungkaran, serta tidak merubah apa yg wajib dirubah, tetapi ia diam sj padahal ia mampu berbicara dengan kebenaran, maka ia disebut setan yg bisu dari jenis manusia. Karena kewajiban seorang mukmin adalah mengingkari kebatilan, dan menyeru kpd yg ma’ruf (kebaikan) jika ia mampu menjalankannya.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron: 104)
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah/mencegah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan lisahnya (nasehat n peringatan, pent). Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan hatinya (yakni merasakan tidak senang dan tidak rela). Dan yg demikian itu adalah selemah-lemah Iman”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan Ahmad).
MARI JANGAN HANYA DIAM, SAMPAIKAN KEBENARAN , APAPUN YANG TERJADI WALAU MATI RESIKONYA , KARENA KEMATIAN BUKANLAH RESIKO. 
Banyak sahabat yang ingin mati dimedan perang namun matinya juga tidak di medan jihad, banyak oarang yang tidak menyampaikan kebenaran toh juga akan mati, jadi mati bukan resiko dakwah, resiko dakwah adalah dapat ridho Allah, bisa membuat pelakunya masuk surga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar